Rekomendasi

ads header

Baru

Etimologi Dan Terminologi Dalam Literatur Islam


Terminologi
Terminologi (bahasa Latin: terminus) atau peristilahan adalah ilmu tentang istilah dan penggunaannya. Istilah (Arab: اصطلاح‎, iṣṭilāḥ) adalah kata dan gabungan katayang digunakan dalam konteks tertentu. Kajian terminologi antara lain mencakup pembentukannya serta kaitan istilah dengan suatu budaya. Ahli dalam terminologi disebut dengan juru istilah "terminologist" dan kadang merupakan bagian dari bidang penerjemahan.

Jenis-jenis istilah
Ada dua macam istilah:
  1. Istilah khusus: kata yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu, misalnya pencakar langit (bangunan), agregat (ekonomi).
  2. Istilah umum: kata yang menjadi unsur bahasa umum, misalnya ambil alih, daya guna, kecerdasan, dan tepat guna merupakan istilah umum.
Istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada kosakata umum bahasa Indonesia, kosakata bahasa serumpun, dan kosakata bahasa asing. Proses pembentukan istilah dimulai dengan pemadanan atau penerjemahan, misalnya "camera" menjadi kamera; dan gabungan penerjemahan dan penyerapan, misalnya sub-division menjadi sub-bagian.

Pengantar
Bidang ilmu terminologi terdiri dari cabang berikut:
  • menganalisis konsep dan susunan (struktur) konsep yang digunakan pada suatu bidang
  • mencari pengertian istilah yang dibuat untuk konsep tersebut
  • pada kasus terminologi dua bahasa atau lebih, menetapkan kesamaan antar istilah dalam bermacam-macam bahasa
  • mengelola seluruh basis data istilah
  • membuat kosakata baru jika diperlukan

** Widjono; Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Grasindo, 2007, hal. 113. Cetakan-2

Etimologi
Etimologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari asal usul suatu kata. Misalkan kata etimologi sebenarnya diambil dari bahasa Belanda etymologie yang berakar dari bahasa Yunani; étymos (arti sebenarnya adalah sebuah kata) dan lògos (ilmu). Pendeknya, kata etimologi itu sendiri datang dari bahasa Yunani ήτυμος (étymos, arti kata) dan λόγος (lógos, ilmu).

Beberapa kata yang telah diambil dari bahasa lain, kemungkinan dalam bentuk yang telah diubah (kata asal disebut sebagai etimon). Melalui naskah tua dan perbandingan dengan bahasa lain, etimologis mencoba untuk merekonstruksi asal usul dari suatu kata - ketika mereka memasuki suatu bahasa, dari sumber apa, dan bagaimana bentuk dan arti dari kata tersebut berubah.

Etimologi juga mencoba untuk merekonstruksi informasi mengenai bahasa-bahasa yang sudah lama untuk memungkinkan mendapatkan informasi langsung mengenai bahasa tersebut (seperti tulisan) untuk diketahui. Dengan membandingkan kata-kata dalam bahasa yang saling bertautan, seseorang dapat mempelajari mengenai bahasa kuno yang merupakan “generasi yang lebih lama”. Dengan cara ini, akar bahasa yang telah diketahui yang dapat ditelusuri jauh ke belakang kepada asal usul keluarga bahasa Austronesia.

Istilah-Istilah dalam Literatur Islam 
Berikut adalah beberapa kata, istilah, atau penyebutan atas objek-objek tertentu dalam literatur Islam yang kadangkala disinggung-singgung dalam dialog atau bahkan dalam debat lintas iman antar netter muslim dan non-muslim, tapi kemudian dialog menjadi ngambang karena "nggak konek" antara apa yang dimaksud oleh netter muslim dan apa yang dimengerti oleh lawan bicaranya yang sama sekali tidak akrab dengan istlah-istilah dalam khasanah keilmuan Islam.

Sebagai contoh, misalnya saja tentang gelar rasul yang dicontek oleh editor alkitab berbahasa Indonesia dari Al-Quran. 

Kata ini berasal dari bahasa Arab: رسول Rasūl; Plural رسل Rusul) yang artinya adalah seseorang yang mendapat wahyu dari Allah dengan membawa suatu syari'at (ajaran agama) baru, dan ia diperintah untuk menyampaikan dan mengamalkan syariat tsb. Sementara nabi adalah seorang yang juga mendapat wahyu dari Allah tapi tidak untuk disampaikan kepada orang lain, atau jika disampaikan pun terbatas hanya di antara kaum yang sudah menjalankan syariat dari Rasul sebelumnya. Jadi walau sama-sama menerima wahyu dari Allah, nabi dan rasul tidak sama. Dan ini yang tidak dipahami oleh umumnya netter non-islam; bahwa menurut Islam setiap rasul pasti seorang nabi, namun tidak setiap nabi adalah seorang rasul.

Kenapa?
Karena dalam Islam, seseorang yang menerima wahyu dari Allah dalam konteks seperti tsb di atas, bila bukan untuk diajarkan sebagai syariat baru kepada kaumnya, digelari sebagai nabi. sedangkan apabila membawa syariat baru untuk diajarkan kepada kaumnya maka ia digelari sebagai rasul

Dengan demikian maka seharusnya menjadi jelas kenapa dalam Islam ditegaskan bahwa seorang rasul sudah pasti seorang nabi (karena menerima wahyu dari Allah) dan seorang nabi belum tentu seorang rasul (karena sekalipun menerima wahyu dari Allah tapi perlu dilihat dulu apakah wahyu-wahyu tsb merupakan syariat baru atau bukan).

Nah, sampai di sini, ternyata editor alkitab indonesia yang seenak perut mencomot kata rasul dari Al-Quran untuk mengganti kata apostolos atau apostle yang artinya adalah pengikut atau murid dalam bahasa aslinya Grika (Yunani), tidak faham akan perbedaan prinsipil antara arti rasul dalam bahasa Arab dan arti apostel dalam bahasa Grika.

Akibatnya netter kristen akan mati-matian menolak penyebutan nabi dari netter muslim untuk Paulus (sebagai nabi palsu) karena mereka menganggap gelar "rasul" yang mereka nisbatkan kepada Paulus sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan gelar nabi! 

Atau lebih menggelikan lagi, mereka akan ketawa-ketiwi sambil terheran-heran tidak mengerti kenapa umat Islam menggelari nama-nama seperti Adam, Nuh, Idris, Ishak, Yakub, Yusuf, Harun, Musa, Abraham, Solomon, Daud, Zakaria, Yahya, Isa dll yang ada dalam kitab mereka sebagai Nabi.

Dan puncaknya mereka sampai mencak-mencak bagai kebakaran jenggot karena tidak habis mengerti kenapa netter muslim enteng-enteng saja menyebut para Nabi di atas adalah Muslim!

Istilah-istilah umum lain yang sering membingungkan mereka di antaranya adalah sbb:
Etimologi Dan Terminologi Dalam Literatur Islam

Baca Juga

Tidak ada komentar